Disbudpar Lakukan Pembersihan Sirkuit Widuri

4(1)

Pemalang (Reportase)  – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Pemalang terus melakukan pengosongan dan penataan di bagian utara pantai sirkuit (roadrace) Widuri Pemalang. Setelah sebelumnya melakukan upaya bongkar paksa terhadap warung-warung yang masih membandel dan tidak mau pindah, sekarang setelah semua warung itu
pindah ke selatan, mulai denga pekerjaan baru yaitu membersihkan pantai dari sisa-sisa dan puing-puing bangunan warung. Beberapa pekerja diterjunkan untuk membersihkan pantai, bahkan menurunkan 1 unit mobil dari DKP Pemalang.

Sisa-sisa atap dari daun rumbia atau daun kelapa serta bambu-bambu yang sudah roboh masih terlihat berserakan di tepi pantai bekas warung-warung itu berdiri. Kotak atau tempat penyimpanan barang yang terbuat dari papan kayu, juga masih terlihat di pinggir jalan yang belum sempat dibawa dan dipindahkan oleh pemilik warung. Bahkan di bagian timur juga masih terlihat tumpukan atap dan warung yang masih terlihat belum dibereskan oleh pemiliknya. Puing-puing dan bekas warung itu rencananya akan dibersihkan semua hingga terlihat tanpa bekas.

Di Bagian barat tampak pemandangan yang beda tidak seperti sebelum dilakukan pembongkaran dan pembersihan, tempat itu terlihat luas dan lepas tanpa adanya  pembatas atau penghalang. Pengunjung bisa melihat laut lepas tanpa terhalang oleh warung atau tempat jualan lainnya. Di tempat itu benar-benar terlihat lepas yang ada hanya tiupan angin di sekeliling pohon cemara yang rindang.

“Mereka sudah pindah semua ke bagian selatan”, kata salah satu pemilik warung yang kebetulan berada di tempat tersebut, beberapa hari yang lalu (Rabu,27/08).

Kepala Disbudpar Pemalang, Sapardi melalui Kabid Sarpras, Abdul Rachman mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembersihan di  sejak Selasa (26/08) kemarin dan jika sampai dengan hari Rabu belum selesai akan dilanjutkan pada hari Kamis.

“Setelah pembongkaran, saat ini sedang tahap pembersihan sampai dianggap selesai”, ujar Rachman yang setiap kegiaatn selalu ikut memantaunya.

Menurut Rachman, pantai yang sudah diobongkar warungnya tidak mungkin dibiarkan begitu saja karena pemiliknya hanya mengambil barang-barang yang berharga dan masih bisa dipakai lagi, sedangkan yang sisa-sisanya mereka tinggalkan begitu saja sehingga hal itu menjadikan kurang enak dipandang mata sehingga dilakukan pembersihan. Program selanjutnya adalah melkukan penataan dan penertiban warung yang berada di sebelah
selatan, karena walaupun sudah pindah akan tetapi posisi dan penataannya masih terlihat semrawut.

“Itu yang akan menjadi program berikutnya, agar warung juga terlihat rapih”, terangnya (hp)

Warung Bandel Ditertibkan

warung bongkar

Pemalang (Reportase) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menepati janjinya untuk membongkar paksa warung-warung yang masih berdiri tagak dan berada di sebelah utara sirkuit pantai Widuri Pemalang. Dengan bantuan petugas dari kepolisian, TNI dan Satpol PP, warung-warung yang masih berada di deretan pantai sebelah utara di komplek sirkuit Widuri itu, Rabu (20/08). Tidak ada perlawanan atau aksi apapun terkait eksekusi yang dilakukan petugas, semua berjalan lancar, bahkan beberapa pemilik warung  tampak ikut merobohkan warungnya sendiri.

Sukatno (35), salah satu pemilik warung yang baru sekitar 8 bulan menempati areal tersebut saat ditemui mengatakan, bahwa dirinya menyadari karena seringnya mengikuti sosialisasi dan rapat-rapat baik yang dilakukan oleh paguyuban maupun dari dinas, sehingga walaupun ada petugas ia ikut membongkar warungnya sendiri, dan berterima kasih telah dibantu, karena saat ini mencari tenaga kuli susah.

“Terima kasih dibantu, sekarang tenaga kuli nggak pada sempat”, kata Sukatno

Disampaikan oleh Sukatno, bahwa ia setelah warungnya dibongkar akan pindah menempati areal di sebelah selatan bagian barat. Ia sendiri belum memperoleh jatah kios yang diberikan oleh pemerintah, namun oleh Disbudpar dipersilahkan untuk membuat kios di sebelah selatan yang
sudah disediakan.

“Saya belum dapat kios, tetapi diperbolehkan untuk membuatnya di sebelah selatan”, ujarnya.

Pemilik warung lainnya, Sri Soleh (37) mengatakan, bahwa warung miliknya juga ikut dibongkar oleh petugas. Ia sendiri telah mendapatkan kios gratis di sebelah selatan yang sudah siap untuk
digunakan. Warung atau kios tersebut jatahnya hanya beberapa meter masih perlu perapihan untuk halaman depan dan sekelilingnya dan itu akan dilakukan oleh pemilik kios tersebut.

“Sebetulnya gratis, tetapi karena bukan dari awal, maka membayar Rp. 500 ribu”, kata Sri.

Ketua paguyuban pedagang sirkuit Widuri, Lukman Hakim menjelaskan, bahwa dari seluruh anggota pedagang di sirkuit Widuri yang berjumlah 86 orang, saat ini yang telah mendapat jatah kios sebanyak 56 kios yang diberikan gratis kepada pedagang yang sudah menjadi angota paguyuban lama, untuk yang baru belum memperoleh. Mereka dipersilahkan pindah tetapi membuat sendiri kios/ warungnya.

“56 kios permanen adalah bantuan dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah”, kata Lukman.

Terkait pedagang yang membayar, itu karena yang bersangkutan tidak sejak awal memiliki kios di sirkuit, mereka tidak babat (membuka sejak awal lahan yang masih rawa, waktu itu) dan hanya menempati setelah jadi sehingga diharuskan membayar kompensasi sebagai ganti rugi tanah
babat (truko, jawa-red).

Kepala Disbudpar Pemalang, sapardi melalui Kabid Sarana dan Prasarana, Abdul Rochman mengatakan, bahwa pihaknya telah memberikan warning sekaligus batas akhir (deadline) bagi pemilik warung yang belum membogkar atau memindahkannya ke sebelah utara sampai dengan Selasa (19/08) kemarin, oleh karenanya hari ini, Rabu (20/08) kami melakukan eksekusi yaitu membongkar ataupun merobohkan warung-warung tersebut.

“Dengan dibantu oleh petugas proses tersebut berjalan lancar dan tidak ada halangan atau rintangan lainnya”, kata Rochman.

Disampaikan oleh Rochman, bahwa pihaknya telah berkali-kali memberikan toleransi kepada para pedagang atau pemilik warung mulai tangal 8 Agustus diperpanjang sampai 17 Agustus dan terakhir diberikan toleransi lagi sampai tanggal 19 Agustus, Selasa (19/08) kemarin, oleh karenanya hari ini kami tegas untuk membersihkan semua warung yang masih berada di sebelah utara.

“Ada sekitar 20 warung yang tergolong mbeler dan sekarang sudah mau dipindah”, terangnya (Hp)