Pemalang (Reportase) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Pemalang terus melakukan pengosongan dan penataan di bagian utara pantai sirkuit (roadrace) Widuri Pemalang. Setelah sebelumnya melakukan upaya bongkar paksa terhadap warung-warung yang masih membandel dan tidak mau pindah, sekarang setelah semua warung itu
pindah ke selatan, mulai denga pekerjaan baru yaitu membersihkan pantai dari sisa-sisa dan puing-puing bangunan warung. Beberapa pekerja diterjunkan untuk membersihkan pantai, bahkan menurunkan 1 unit mobil dari DKP Pemalang.
Sisa-sisa atap dari daun rumbia atau daun kelapa serta bambu-bambu yang sudah roboh masih terlihat berserakan di tepi pantai bekas warung-warung itu berdiri. Kotak atau tempat penyimpanan barang yang terbuat dari papan kayu, juga masih terlihat di pinggir jalan yang belum sempat dibawa dan dipindahkan oleh pemilik warung. Bahkan di bagian timur juga masih terlihat tumpukan atap dan warung yang masih terlihat belum dibereskan oleh pemiliknya. Puing-puing dan bekas warung itu rencananya akan dibersihkan semua hingga terlihat tanpa bekas.
Di Bagian barat tampak pemandangan yang beda tidak seperti sebelum dilakukan pembongkaran dan pembersihan, tempat itu terlihat luas dan lepas tanpa adanya pembatas atau penghalang. Pengunjung bisa melihat laut lepas tanpa terhalang oleh warung atau tempat jualan lainnya. Di tempat itu benar-benar terlihat lepas yang ada hanya tiupan angin di sekeliling pohon cemara yang rindang.
“Mereka sudah pindah semua ke bagian selatan”, kata salah satu pemilik warung yang kebetulan berada di tempat tersebut, beberapa hari yang lalu (Rabu,27/08).
Kepala Disbudpar Pemalang, Sapardi melalui Kabid Sarpras, Abdul Rachman mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembersihan di sejak Selasa (26/08) kemarin dan jika sampai dengan hari Rabu belum selesai akan dilanjutkan pada hari Kamis.
“Setelah pembongkaran, saat ini sedang tahap pembersihan sampai dianggap selesai”, ujar Rachman yang setiap kegiaatn selalu ikut memantaunya.
Menurut Rachman, pantai yang sudah diobongkar warungnya tidak mungkin dibiarkan begitu saja karena pemiliknya hanya mengambil barang-barang yang berharga dan masih bisa dipakai lagi, sedangkan yang sisa-sisanya mereka tinggalkan begitu saja sehingga hal itu menjadikan kurang enak dipandang mata sehingga dilakukan pembersihan. Program selanjutnya adalah melkukan penataan dan penertiban warung yang berada di sebelah
selatan, karena walaupun sudah pindah akan tetapi posisi dan penataannya masih terlihat semrawut.
“Itu yang akan menjadi program berikutnya, agar warung juga terlihat rapih”, terangnya (hp)