Sopir Truck Tronton Minta Diperbolehkan Lewat Jembatan Comal

supir

Pemalang (Reportase) – Pebaikan Jembatan Comal terus dilakukan pengerjaan secara maksimal agar target H-3 bisa tercapai dan bisa dibuka kembali. Harapan tersebut  tentunya menjadi angan-angan warga masyarakat dan pengguna jalan dalam rangka mudiik lebaran tahun ini. Namun Demikian, dikarenakan apabila jembatan Comali nantinya dibuka kembali, yang diperbolehkan melewati adalah  kendaraan kendaraan pribadi atau kendaraan dengan beban  ringan.

Hal tersebut membuat beberapa supir kendaraan berat seperti truk Fuso gandeng, tronton dan kendaraan berat lainnya  merasa dianak tirikan. Beberapa orang sebagai perwakilan mandatangi tempat pekerjaan untuk bertemu dengan otoritas wilayah terkait pekerjaan perbaikan jembatan yang menurut mereka sudah merugikan para supir yang sudah berhari-hari berhenti di pinggiran jalan.

Ditemui Dandim 0711 Pemalang dan Pelaksana Teknis pekerjaan, mereka menyampaikan keinginannya untuk bisa melewati  jembatan Comal agar bisa melanjutkan perjalanan mereka.

Dandim 0711 Pemalang Letkol Arm. M. Lufti, dihadapan para supir menyampaikan bahwa hal amblasnya jembatan Comal merupakan musibah secara nasional, dan tidak ada yang menginginkan hal tersebut terjadi. Untuk itu Lufti juga mengharap agar para supir untuk bisa mengerti dan menaati kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat oleh muspida bersama instansi terkait.

“Dalam rapat koordinasi kita sudah ada instruksi bahwa untuk kendaraan berat  dihimbau untuk berbalik arah yaitu kembali ke barat dan melewati jalur selatan,” kata Lufti kepada para supir.

Ditambahkan juga bahwa jembatan darurat yang belum selesai dikerjakantersebut  kapasitasnya maksimum hanya sepuluh ton. Apabila kendaraan berat  masuk jembatan akan tidak mampu menahan beban yang berlebihan dan dikhawatirkan akan ambles kembali.

Sementara itu diperoleh informasi bahwa Kementrian Perhubungan dan Organda Pusat sudah berkoordinasi dengan Muspida Pemalang, yang intinya memaklumi dan menyadari dengan bencana tersebut, sehingga kalur transportasi menjadi terhambat. Pihak organda juga sudah menghimbau kepada seluruh pengusaha jasa transportasi untuk lebih memperhatikan supir-supir yang masih terjebak di daerah Pemalang agar segera berbalik  arah menuju jalur selatan, tentunya dengan resiko biaya yang akan bertambah besar.

“Tidak ada jalan lain selain berbalik arah dan melewati jalan tol. Adapun jalan alternatif yang selama ini digunakan juga kondisinya sangat tidak layak untuk dilalui truk-truk besar,” tegas Lufti dihadapan para wartawan.

Sampai berita ini ditulis belum ada kata sepakat  apakah truk-truk tersbut diperbolehkan lewat apa tidak. (Hp)

Tinggalkan komentar